RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
: SMA
Al Muniroh
Mata
Pelajaran : Bahasa Indoesia
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi
Pokok : Mengembangkan makna (isi
dan nilai) hikayat
Alokasi
Waktu : 4x45
menit (2
Pertemuan)
A. Kompetensi
Inti (KI)
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
B. Kompetensi
Dasar
4.7 Mengembangkan makna
(isi dan nilai) hikayat
C. Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK)
4.7.1 mengidentifikasi
nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini
4.7.2 menjelaskan
kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dalam teks
eksposisi lisan maupun tulisan hikayat
D. Tujuan
Pembelajaran
Setelah menyajikan
teks hikayat, peserta didik
mampu:
4.7.1 mengidentifikasi
nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini dengan
baik
4.7.2 menjelaskan
kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dalam teks
eksposisi lisan maupun tulisan hikayat dengan benar
E. Materi
Pembelajaran
a.
Karakeristik hikayat Indera
Bangsawan, Hikayat Indera Bangsawan, Hikayat
Si miskin
b.
Isi hikayat Indera Bangsawan, Hikayat Indera Bangsawan,
Hikayat Si miskin
c. Nilai-nilai
dalam hikayat Indera Bangsawan (moral, sosial, agama, budaya, dan penddikan).
F.
Metode Pembelajaran
1.
Pendekatan : Saintifik
2.
Model
Pembelajaran : Discovery learning
(Pembelajaran Penemuan)
3.
Metode :
Tanya jawab, diskusi kelompok, kerja kelompok, presentasi
G.
Media Pembelajaran
1. Media
dan Alat : Materi hikayat powerpoint, LCD Proyektor
2. Bahan : Teks Hikayat Indera Bangsawan,
Hikayat Bayan
Budiman, Hikayat
Si miskin
H.
Sumber Belajar
a.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Peserta
didik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
b.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Pendidik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
I.
Kegiatan Pembelajaran
1.
Pertemuan pertama (2 JP)
NO
|
LANGKAH
PEMBELAJARAN
|
URAIAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
1
|
Pendahuluan
|
1.
Salam pembuka
2.
Pendidik mengecek kehadiran Peserta didik
3.
Pendidik memberikan motivasi kepada Peserta didik agar semangat dan rajin
belajar (lewat gerak dan lagu)
4.
Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran
|
10 menit
|
2
|
Kegiatan Inti
|
Stimulasi
1. Pendidik memberikan gambaran tentang makna
nilai-nilai hikayat
2.
Pendidik bertanya jawab dengan Peserta didik mengenai makna nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat
3.
Pendidik mengajak Peserta didik untuk membaca teks Hikayat Indera Bangsawan
Identifikasi masalah
1.
Pendidik memberikan contoh analisis isi yang terkandung
dalam hikayat dan masih relevan dengan kehidupan saat ini
2.
Peserta didik mengerjakan tugas analisis makna nilai-nilai yang terkandung dalam Hikayat Indera
Bangsawan
Pengumpulan data
1.
Peserta didik membentuk kelompok dengan jumlah tiap kelompok 2 anak
sesuai dengan jumlah kelas, tiap kelompok ada 1 Peserta didik sebagai juru
bicara
2.
Peserta didik mencari informasi tersebut dari berbagai sumber
Pengolahan data
1.
Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya masing- masing terkait
jawaban yang telah ditemukan
2.
Kemudian setiap kelompok menentukan
makna nilai-nilai yang telah ditemukan
Pembuktian
1.
Juru bicara tiap kelompok maju secara bergantian untuk membacakan hasil
diskusi kelompok di depan kelas
2.
Setiap kelompok secara bergantian memberikan tanggapan terhadap hasil
jawaban kelompok lain
Menarik kesimpulan
Dari jawaban dan tanggapan tiap kelompok kemudian Peserta
didik menyimpulkan nilai-nilai yang terkandung
dalam teks Hikayat Indera Bangsawan
yang masih sesuai dengan kehiduan saat ini.
|
70 menit
|
3
|
Kegiatan Penutup
|
1.
Pendidik bersama dengan Peserta didik merefleksikan kegiatan pembelajaran
terkait nilai-nilai yang terkandung
dalam teks Hikayat Indera Bangsawan
yang masih sesuai dengan kehiduan saat ini.
2.
Salam penutup
|
10 menit
|
2.
Pertemuan pertama (2 JP)
NO
|
LANGKAH
PEMBELAJARAN
|
URAIAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
WAKTU
|
1
|
Pendahuluan
|
1. Salam pembuka
2. Pendidik mengecek kehadiran Peserta didik
3. Pendidik memberikan motivasi kepada Peserta didik agar
semangat dan rajin belajar
4. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran
|
10 menit
|
2
|
Kegiatan Inti
|
Stimulasi
1.
Pendidik
memberikan gambaran tentang konsep kesesuaian nilai- nilai dalam hikayat
2.
Pendidik bertanya jawab dengan Peserta didik mengenai kesesuaian nilai- nilai yang terkandung dalam hikayat
3.
Pendidik mengajak Peserta didik untuk membaca teks Hikayat Indera Bangsawan
Identifikasi masalah
1.
Pendidik memberikan contoh analisis kesesuaian nilai- nilai
yang terkandung dalam hikayat dan masih relevan dengan kehidupan saat ini
2.
Peserta didik mengerjakan tugas analisis kesesuaian nilai- nilai
yang terkandung dalam Hikayat Indera Bangsawan
Pengumpulan data
1.
Peserta didik membentuk kelompok dengan jumlah tiap kelompok 2 anak
sesuai dengan jumlah kelas, tiap kelompok ada 1 Peserta didik sebagai juru
bicara
2.
Peserta didik mencari informasi tersebut dari berbagai sumber
Pengolahan data
1.
Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya masing- masing terkait
jawaban yang telah ditemukan
2.
Kemudian setiap kelompok membuat teks eksposisi berdasarkan nilai- nilai
tersebut
Pembuktian
1.
Juru bicara tiap kelompok maju secara bergantian untuk membacakan hasil
diskusi kelompok di depan kelas
2.
Setiap kelompok secara bergantian memberikan tanggapan terhadap hasil
jawaban kelompok lain
Menarik simpulan
Dari jawaban dan tanggapan tiap kelompok kemudian Peserta
didik menyimpulkan kesesuaian nilai- nilai yang terkandung dalam teks Hikayat Indera
Bangsawan
|
70 menit
|
3
|
Kegiatan Penutup
|
1.
Pendidik
bersama dengan Peserta didik merefleksikan kegiatan pembelajaran terkait
identifikasi kesesuaian nilai- nilai hikayat
2.
Salam
penutup
|
10 menit
|
J. Penilaian
1.
Teknik
Penilaian
Penilaian pengetahuan
yang digunakan adalah teknik tes tulis
Penilaian Keterampilan
dilakukan dengan teknik kinerja
2.
Instrumen
Penilaian
Uraian
Observasi
Gresik,
Juli 2016
Kepala Sekolah, Pendidik
Mata Pelajaran,
SYAMSUL
ANAM, M.Pd MIFTAKHUL
ULUM, S.Pd.
LEMBAR KEGIATAN
PESERTA DIDIK
K. Kompetensi
Dasar
4.7 Mengembangkan makna
(isi dan nilai) hikayat
L. Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK)
4.7.1 mengidentifikasi
nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini
4.7.2 menjelaskan
kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dalam teks
eksposisi lisan maupun tulisan hikayat
Petunjuk
1.
Bacalah LKPD
dengan cermat!
2.
Kerjakan
setiap langkah sesuai petunjuk!
3.
Jika
menemukan kesulitan dalam mengerjakan tugas konsultasilah kepada pendidik!
4.
Bentuklah
kelompok kerja (diskusi)!
Lakukan
diskusi dengan tertib dan
Tugas dan lengkah kerja
1.
Bacalah
teks “Hikayat Indera Bangsawan” dengan saksama!
Tersebutlah perkataan seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari Negeri Kobat Syahrial. Setelah berapa lama di atas kerajaan, tiada juga beroleh putra. Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa lamanya, Tuan Puteri Sitti Kendi pun hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang tua keluarnya dengan panah dan yang muda dengan pedang. Maka baginda pun terlalu amat sukacita dan menamai anaknya yang tua Syah Peri dan anaknya yang muda Indera Bangsawan.
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah. Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.
Setelah
mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bermohon pergi
mencari buluh perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun gunung, masuk rimba keluar rimba, menuju ke arah matahari hidup. Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bercerailah. Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling cari mencari.
mencari buluh perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun gunung, masuk rimba keluar rimba, menuju ke arah matahari hidup. Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bercerailah. Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling cari mencari.
Tersebut
pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan saudaranya Indera
Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahuwata’ala dan
berjalan dengan sekuat-kuatnya. Beberapa lama di jalan, sampailah ia kepada
suatu taman, dan bertemu sebuah mahligai.Ia naik ke atas mahligai itu dan
melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu dibukanya dan dipukulnya.
Tiba-tiba ia terdengar orang yang melarangnya memukul gendang itu. Lalu
diambilnya pisau dan ditorehnya gendang
itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu. Puteri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh Garuda. Itulah sebabnya ia ditaruh orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain ialah perkakas dan dayang-dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna Sari sebagai suami istri dihadap oleh segala dayang-dayang dan inang pengasuhnya.
itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu. Puteri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh Garuda. Itulah sebabnya ia ditaruh orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain ialah perkakas dan dayang-dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna Sari sebagai suami istri dihadap oleh segala dayang-dayang dan inang pengasuhnya.
Tersebut
pula perkataan Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia sampai di suatu
padang yang terlalu luas. Ia masuk di sebuah gua yang ada di padang itu dan
bertemu dengan seorang raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya dan menceritakan
bahwa Indera Bangsawan sedang berada di negeri Antah Berantah yang diperintah
oleh Raja Kabir. Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan
menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian,
negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah
mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat menangkap Buraksa itu akan
dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu.
Hatta
berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli
nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat
menyembuhkan penyakit itu. Baginda bertitah lagi. “Barang siapa yang dapat susu
harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.” Setelah
mendengar kata-kata baginda Si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang
berisi susu kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu.Maka ia pun duduk
menunggui pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun
kembali seperti dahulu kala. Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta
susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan
berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang
menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja yang sembilan orang itu
pun menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan dengan besi panas.
Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada raja, tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan susu kambing. Sementara itu Indera Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa (neneknya) dan menunjukkannya kepada raja. Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata Tuan Puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib, maka Tuan Puteri pun sembuhlah. Adapun setelah Tuan Puteri sembuh, baginda tetap bersedih. Baginda harus menyerahkan tuan puteri kepada Buraksa, raksasa laki-laki apabila ingin seluruh rakyat selamat dari amarahnya. Baginda sudah kehilangan daya upaya. Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginnda berkata kepada sembilan anak raja bahwa yang mendapat jubah Buraksa akan menjadi suami Puteri.
Untuk
itu, nenek Raksasa mengajari Indrra Bangsawan. Indra Bangsawan diberi kuda
hijau dan diajari cara mengambil jubah Buraksa yaitu dengan memasukkan ramuan
daun-daunan ke dalam gentong minum Buraksa. Saat Buraksa datang hendak
mengambil Puteri, Puteri menyuguhkan makanan, buah-buahan, dan minuman pada
Buraksa. Tergoda sajian yang lezat itu tanpa pikir panjang Buraksa menghabiskan
semuanya lalu meneguk habis air minum dalam gentong. Tak lama kemudian Buraksa
tertidur. Indera Bangsawan segera membawa lari Puteri dan mengambil jubah
Buraksa.
Hatta
Buraksa terbangun, Buraksa menjadi lumpuh akibat ramuan daun-daunan dalam air
minumnya. Kemudian sembilan anak raja datang. Melihat Buraksa tak berdaya,
mereka mengambil selimut Buraksa dan segera menghadap Raja. Mereka hendak
mengatakan kepada Raja bahwa selimut Buraksa sebagai jubah Buraksa. Sesampainya
di istana, Indera Bangsawan segera menyerahkan Puteri dan jubah Buraksa. Hata
Raja mengumumkan hari pernikahan Indera Bangsawan dan Puteri. Saat itu sembilan
anak raja datang. Mendengar pengumuman itu akhirnya mereka memilih untuk pergi.
Mereka malu kalau sampai niat buruknya berbohong diketahui raja dan rakyatnya.
Sumber: Buku Kesusastraan Melayu Klasik
Dapatkah kamu memahami isi teks hikayat yang
dibacakan tadi? Untuk mengecek
pemahaman kamu, jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Siapakah Indera Bangsawan?
2. Bagaimana keadaan kelahiran Indera Bangsawan?
3. Siapakah putri yang ditolong oleh saudara kembar Indera Bangsawan?
4. Apa yang dilakukan Syah Peri setelah berpisah dengan Indera Bangsawan?
5. Mengapa Indera Bangsawan dan Syah Peri terpisah?
6. Bagaimanakah cara Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa?
7. Bagaimana cara Indera Bangsawan masuk ke dalam istana Raja Kabir?
8. Siapakah yang selalu menolong Indera Bangsawan sehingga ia selalu bisa melakukan hal sulit yang diminta Raja Kabir?
9. Apakah Putri Kemala Sari mengetahui penyamaran Indera Bangsawan?
10. Apa amanat yang dapat dipetik dari cerita hikayat di atas?
pemahaman kamu, jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Siapakah Indera Bangsawan?
2. Bagaimana keadaan kelahiran Indera Bangsawan?
3. Siapakah putri yang ditolong oleh saudara kembar Indera Bangsawan?
4. Apa yang dilakukan Syah Peri setelah berpisah dengan Indera Bangsawan?
5. Mengapa Indera Bangsawan dan Syah Peri terpisah?
6. Bagaimanakah cara Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa?
7. Bagaimana cara Indera Bangsawan masuk ke dalam istana Raja Kabir?
8. Siapakah yang selalu menolong Indera Bangsawan sehingga ia selalu bisa melakukan hal sulit yang diminta Raja Kabir?
9. Apakah Putri Kemala Sari mengetahui penyamaran Indera Bangsawan?
10. Apa amanat yang dapat dipetik dari cerita hikayat di atas?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
B. Setelah kalian menjawab
pertanyaan tersebut dengan benar lalu analisislah nilai-nilai dalam hikayat
yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini
Kutipan Hikayat
|
Analisis
|
|
|
|
|
|
|
Nama Siswa/
Kelompok
|
Nilai
|
Paraf
|
|
Guru
|
Orang tua
|
||
|
|
|
|
0 Comments